Text Practice Mode
Cerita Legenda "Si Malin Kundang"
created Yesterday, 05:18 by Effrata
1
201 words
106 completed
4.5
Rating visible after 3 or more votes
saving score / loading statistics ...
00:00
Di pesisir pantai Sumatera Barat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Ia tinggal bersama ibunya. Mereka sangat miskin. Setiap hari, Malin membantu ibunya mencari kayu. Ia adalah anak yang rajin. Malin sangat menyayangi ibunya. Ia berjanji akan menjadi orang kaya. Malin ingin mengubah nasib hidup mereka.
Suatu hari, ada kapal besar datang ke desa. Kapal itu milik saudagar kaya. Malin ingin ikut berlayar. Ia ingin mencari pekerjaan di kota seberang. Ibunya sedih, tetapi mengizinkan Malin pergi. Malin pun naik ke kapal. Ia berjanji akan kembali setelah sukses. Malin melambaikan tangan kepada ibunya. Sang ibu hanya bisa menangis melihat kepergian anaknya.
Bertahun-tahun berlalu. Malin menjadi orang kaya. Ia punya banyak kapal dagang. Malin menikah dengan seorang putri cantik. Mereka pun berlayar. Kapal mereka singgah di desa tempat Malin lahir. Orang-orang di desa mengenali Malin. Ibunya sangat gembira. Ia segera berlari ke kapal untuk memeluk anaknya. Ibunya memanggil nama Malin.
Namun, Malin tidak mau mengakui ibunya. Ia merasa malu pada istrinya. Malin mengatakan ibunya adalah pengemis. Hati ibunya sangat sakit. Ibunya tidak percaya Malin tega berbuat begitu. Akhirnya, sang ibu berdoa. Ia meminta Tuhan menghukum anaknya yang durhaka. Tiba-tiba, petir menyambar dan hujan turun. Kapal Malin hancur dan ia berubah menjadi batu.
Suatu hari, ada kapal besar datang ke desa. Kapal itu milik saudagar kaya. Malin ingin ikut berlayar. Ia ingin mencari pekerjaan di kota seberang. Ibunya sedih, tetapi mengizinkan Malin pergi. Malin pun naik ke kapal. Ia berjanji akan kembali setelah sukses. Malin melambaikan tangan kepada ibunya. Sang ibu hanya bisa menangis melihat kepergian anaknya.
Bertahun-tahun berlalu. Malin menjadi orang kaya. Ia punya banyak kapal dagang. Malin menikah dengan seorang putri cantik. Mereka pun berlayar. Kapal mereka singgah di desa tempat Malin lahir. Orang-orang di desa mengenali Malin. Ibunya sangat gembira. Ia segera berlari ke kapal untuk memeluk anaknya. Ibunya memanggil nama Malin.
Namun, Malin tidak mau mengakui ibunya. Ia merasa malu pada istrinya. Malin mengatakan ibunya adalah pengemis. Hati ibunya sangat sakit. Ibunya tidak percaya Malin tega berbuat begitu. Akhirnya, sang ibu berdoa. Ia meminta Tuhan menghukum anaknya yang durhaka. Tiba-tiba, petir menyambar dan hujan turun. Kapal Malin hancur dan ia berubah menjadi batu.
