Di kota Bavet, terdapat seorang pria bernama Devin. Dia bukan hanya pria biasa, melainkan pria botak terkuat di seluruh Bavet. Setiap pagi, Devin menggosok kepala botaknya dengan tenaga ekstra, seolah-olah itu adalah sumber kekuatannya. Dia bisa membuka tutup botol dengan gigi, mengangkat kursi berat dengan satu tangan, dan menggulung karpet dengan mudah. Namun, ada satu hal yang membuat Devin merasa lemah: cinta. Dia jatuh hati pada Nia, seorang wanita cantik yang bekerja di toko bunga di seberang jalan. Nia selalu tersenyum padanya saat dia membeli bunga setiap minggu. Devin merasa hatinya berdebar lebih kencang daripada saat dia mengangkat dumbbell 100 kilogram. Suatu hari, Devin memutuskan untuk mengajak Nia keluar. Dia mengenakan kaus bertuliskan “Pria Botak Terkuat di Bavet” dan memoles kepala botaknya dengan kilat. Devin membawa Nia ke restoran sushi terbaik di kota. Mereka duduk di meja yang nyaman, dan Devin berusaha menunjukkan kekuatannya dengan membuka wasabi pakai gigi. Nia tertawa. “Devin, kamu memang pria botak terkuat, tapi aku lebih suka pria yang bisa membuka wasabi dengan tangan.” Devin merah padam. Dia merasa seperti dumbbell 100 kilogram jatuh tepat di atas kepalanya. Namun, dia tidak menyerah. Dia memesan hidangan favorit Nia dan berbicara tentang bunga, kekuatan, dan kepala botaknya. Nia mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia menyukai kejujuran dan keberanian Devin. Ketika mereka berjalan pulang, Devin menggenggam tangan Nia dan berkata, “Nia, aku mungkin bukan pria yang bisa membuka wasabi dengan tangan, tapi aku berjanji akan selalu membuka hatiku untukmu.” Nia tersenyum. “Devin, kamu memang pria botak terkuat di Bavet, tapi hatimu lebih kuat lagi.” Dan dari situlah, cinta Devin dan Nia tumbuh. Mereka menghabiskan waktu bersama, tertawa, dan menghadapi kehidupan dengan keberanian. Dan ketika mereka memiliki delapan anak, Devin tahu bahwa kekuatannya sebenarnya ada di dalam hati. Selesai.