Text Practice Mode
FASTLab text trainning
created Feb 8th 2023, 03:37 by alwindcp
0
1355 words
1 completed
0
Rating visible after 3 or more votes
00:00
Mr dan Mrs Dursley yang tinggal di Privet Drive nomer empat bangga menyatakan diri
mereka orang-orang yang normal, untunglah. Mereka tak bisa di harapkan terlibat dengan
sesuatu yang ajaib atau misterius, karena mereka sama sekali tidak percaya omong kosong
seperti itu.
Mr Dursley adalah direktur Grunnings, perusahaan yang memproduksi bor. Dia laki-laki
yang besar gemuk, nyaris tanpa leher, walaupun kumisnya besar sekali. Mrs Durslety
berambut pirang, lehernya dua lili panjang leher biasa. Baginya ini menguntungkan, karena
kegemarannya adalah menjulurkan leher di alas pagar-pagar, untuk mengintip para tetangga.
Suami istri Dursley mempunyai seorang anak lelaki kecil bernama Dudley dan menurut
pendapat mereka, didunia ini tidak ada anak lain sehebat Dudley.
Keluarga Dursley memiliki segalanya yang mereka inginkan, tetapi mereka juga punya
rahasia, dan ketakutan terbesar mereka adalah, kalau ada orang yang mengetahui rahasia
ini.
Mereka pikir mereka pasti lak tahan kalau sampai ada yang tahu tentang keluarga
Potter. Mrs Potter adalah adik Mrs Dursley, tetapi sudah bertahun-tahun mereka tidak
bertemu. Mrs Dursley malah berpura-pura tidak punya adik, karena adiknya dan suaminya
yang tak berguna itu tak layak sama sekali menjadi
kerabat keluarga Dursley. Mr dan Mrs DumJey bergidik memikirkan apa kata tetangga
mereka jika keluarga Potter muncul di jalan mereka. Keluarga Dursley tahu bahwa keluarga
Potter juga punya seorang anak laki-laki kecil, tetapi mereka belum pernah melihatnya. Anak
ini salah satu alasan bagus lain kenapa mereka tak mau dekat-dekat keluarga Potter. Mereka
tak ingin Dudley bergaul dengan anak seperti itu.
Ketika Mr dan Mrs Dursley bangun pada hari Selasa pagi yang mendung saat cerita kita
ini mulai, tak ada tanda-tanda di langit berawan di luar bahwa akan terjadi hal-hal misterius
dan aneh di seluruh negeri. Mr Dursley bersenandung ketika dia mengambil dasinya yang
sangat membosankan untuk dipakainya bekerja, dan Mrs Dursley bergosip riang seraya
berkutat dengan Dudley yang menjerit-jerit dan mendudukkan anak itu di kursinya yang tinggi.
Tak seorang pun dari mereka melihat seekor burung hantu besar kuning kecokelatan
terbang melintasi jendela.
Pukul setengah sembilan Mr Dursley memungut tas kerjanya, mengecup pipi Mrs
Dursley dan mencoba mengecup Dudley, tapi gagal, sebab sekarang Dudley ngadat dan
melempar-lempar serealnya ke dinding. "Dasar anak-anak," senyum Mr Dursley sambil
masuk ke mobilnya dan memundurkannya keluar dari garasi rumah nomor empat.
Di sudut jalanlah pertama kalinya dia menyadari ada suatu yang aneh—seekor kucing
membaca peta. Sekejap Mr Dursley tidak menyadari apa yang telah dilihatnya—kemudian dia
menoleh untuk melihat sekali lagi. Ada kucing betina berdiri di ujung Jalan Privet Drive, tapi
sama sekali tak kelihatan ada peta.
Rupanya tadi cuma khayalannya. Pasti itu tipuan cahaya. Mr Dursley mengejapkan
mata dan memandang ulang kucing itu.
Si kucing balas memandangnya, Saat Mr Dursley berbelok di sudut dan meneruskan
perjalanan, dia memandang kucing itu lewat kaca spionnya. Kucing itu sekarang sedang
membaca papan jalan yang bertuliskan Privet Drive—bukan, bukan membaca melainkan
memandang papan jalan itu, kucing itu tidak bisa membaca peta atau papan jalan. Mr Dursley
menggelengkan kepalanya dan mencoba melupakan kucing itu.
Selama mengendarai mobilnya ke kota, yang dipikirkannya hanyalah pesanan bor
dalam jumlah besar yang akan didapatnya hari itu.
Tetapi menjelang masuk kota, bor tergusur keluar dari pikirannya oleh sesuatu yang
lain. Sementara terjebak macet seperti biasanya, dia melihat banyak orang berpakaian aneh.
Orang-orang yang memakai jubah. Mr Dursley tak tahan melihat orang yang berpakaian
aneh-aneh—dandanan anakanak muda jaman sekarang! Dia kira jubah bloon ini sedang
mode. Dia mengetuk-ngetukkan jarinya pada kemudi mobil dan matanya menatap
serombongan orang aneh yang berdiri cukup dekat. Mereka sedang berbisik- bisik dengan
tegang. Mr Dursley sebal sekali melihat bahwa dua di antara mereka sama sekali tidak muda
lagi. Yang pakai jubah hijau zamrud itu bahkan lebih tua dari dia! Kelewatan benar! Tetapi
kemudian terlintas di benaknya bahwa mereka mungkin sengaja berdandan seperti
itu—mereka pastilah sedang mengumpulkan dana entah untuk apa—ya, pasti begitu.
Kendaraan-kendaraan mulai bergerak, dan beberapa menit kemudian Mr Dursley tiba di
tempat parkir Grunnings, pikirannya kembali dipenuhi bor.
Mr Dursley selalu duduk membelakangi jendela di kantornya di lantai sembilan. Jika
tidak, mungkin sulit baginya untuk berkonsentrasi pada bor pagi itu. Dia tidak melihat
burungburung hantu terbang berseliweran di siang hari, meskipun orang-orang lain di jalan
melihatnya. Orang-orang itu melongo dan menunjuk-nunjuk ketika burung-burung hantu tak
putus-putusnya beterbangan Sebagian besar dari mereka belum pernah melihat burung
hantu, di malam hari sekalipun. Tetapi Mr Dursley melewatkan pagi yang normal, tanpa
gangguan burung hantu. Dia berteriak pada lima orang yang berbeda. Dia melakukan
beberapa pembicaraan telepon penting dan berteriak beberapa kali lagi. Hatinya sedang
senang, sampai waktu makan siang, ketika dia memutuskan akan melemaskan kaki dan
berjalan ke toko kue di seberang jalan.
Dia sudah lupa sama sekali pada orang-orang berjubah, sampai dia melewati
serombongan lagi di sebelah toko kue. Dia mendelik gusar kepada mereka. Dia tidak tahu
kenapa, tetapi mereka membuatnya resah. Rombongan yang ini juga berbisik-bisik tegang
dan dia sama sekali tidak melihat satu pun kotak pengumpul dana. Saat melewati mereka lagi
dalam perjalanan kembali ke kantor, dia mendengar beberapa kata yang mereka ucapkan.
"Keluarga Potter, betul, begitu yang kudengar..."
"... ya, anak mereka, Harry..."
Mr Dursley langsung berhenti. Ketakutan melandanya. Dia menoleh memandang
mereka yang berbisik- bisik itu, seakan mau mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi.
Dia cepat-cepat menyeberang jalan, bergegas naik ke kantornya, dengan galak
menyuruh sekertarisnya agar tidak mengganggunya, menyambar teleponnya, dan sudah
hampir selesai menghubungi nomor rumahnya ketika dia berubah pikiran. Dia meletakkan
kembali gagang telepon dan mengelus-elus kumisnya sambil berpikir... tidak, dia bodoh.
Potter bukan nama yang tidak umum. Dia yakin ada banyak orang bernama Potter yang
mempunyai anak bernama Harry. Kalau dipikir-pikir lagi, dia malah tidak yakin keponakannya
bernama Harry.
Dia bahkan belum pernah melihat anak itu. Siapa tahu namanya Harvey. Atau Harold.
Tak ada gunanya membuat cemas Mrs Dursley. Dia selalu jadi cemas kalau nama adiknya
disebutsebut. Mr Dursley tidak menyalahkannya-—kalau dia sendiri punya adik seperti itu...
tapi, orang-orang yang memakai jubah itu...
Sulit baginya untuk berkonsentrasi pada bor sore itu, dan ketika meninggalkan
kantornya pada pukul lima sore, dia masih cemas sehingga menabrak orang di depan pintu.
"Maaf," gumamnya, ketika laki-laki tua yang ditabraknya terhuyung nyaris jatuh. Sesaat
kemudian baru Mr Dursley menyadari, laki-laki itu memakai jubah ungu. Dia kelihaiannya
sama sekali tidak marah ditabrak sampai hampir jatuh.
Sebaliknya, dia malah nyengir lebar dan berkata dengan suara melengking yang
membuat orang-orang yang lewat menoleh, "Jangan minta maaf, Sir, karena tak ada yang
bisa membuatku marah hari ini! Bergembiralah, karena Kau-Tahu-Siapa telah pergi akhirnya!
Bahkan Muggle seperti Anda pun harus ikut merayakan hari yang amat sangat
membahagiakan ini!"
Dan laki-laki tua itu memeluk pinggang Mr Dursley, lalu pergi.
Mr Dursley berdiri terpaku di tempatnya. Dia baru saja dipeluk oleh orang yang sama
sekali asing. Seingatnya dia juga disebut Muggle, entah apa artinya itu. Dia jadi bingung. Dia
bergegas ke mobilnya dan pulang, berharap bahwa semua tadi hanya khayalannya. Ini
sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya, karena dia orang yang tak suka berkhayal.
Ketika mobilnya meluncur masuk ke pekarangan rumah nomor empat, yang pertama
kali dilihatnya— dan ini tidak membuatnya bertambah lega—adalah kucing betina yang telah
dilihatnya pagi tadi. Kucing itu sekarang duduk di atas tembok pekarangannya. Mr Dursley
yakin itu kucing yang sama. Dia punya tanda yang sama di sekeliling kedua matanya.
"Shuh!" Mr Dursley mengusirnya.
Kucing itu tidak bergerak. Dia malah menatap galak Mr Dursley. Apa ini perilaku normal
kucing? pikir Mr Dursley.
Sambil berusaha menenangkan diri, dia masuk rumah. Dia masih bertekad tidak akan
mencitakan apa-apa kepada istrinya.
Mrs Dursley melewatkan hari yang normal dan menyenangkan. Saat makan malam dia
bercerita kepada Mr Dursley tentang ibu tetangga yang punya masalah dengan anak
perempuannya dan bahwa Dudley sudah bisa ngomong kalimat baru ("Tak mau!"). Mr
Dursley berusaha bersikap biasa. Ketika Dudley sudah ditidurkan, Mr Dursley ke ruang
keluarga untuk mendengarkan kabar terakhir dalam berita malam.
Dan akhirnya, para pengamat burung dari segala tempat melaporkan bahwa burung
hantu di seluruh negeri bersikap aneh sekali hari ini. Meskipun burung hantu normalnya
berburu di malam hari dan jarang terlihat di siang hari, ratusan orang melihat burung-burung
hantu beterbangan ke segala penjuru sejak matahari terbit.
“Para ahli tidak dapat menjelaskan kenapa para burung hantu mengubah pola tidur
mereka." Pembawa berita tersenyum. "Sungguh aneh. Dan sekarang, kita bergabung dengan
Jim McGuffin yang akan menyampaikan ramalan cuaca. Malam ini akan hujan burung hantu
lagi, Jim?"
mereka orang-orang yang normal, untunglah. Mereka tak bisa di harapkan terlibat dengan
sesuatu yang ajaib atau misterius, karena mereka sama sekali tidak percaya omong kosong
seperti itu.
Mr Dursley adalah direktur Grunnings, perusahaan yang memproduksi bor. Dia laki-laki
yang besar gemuk, nyaris tanpa leher, walaupun kumisnya besar sekali. Mrs Durslety
berambut pirang, lehernya dua lili panjang leher biasa. Baginya ini menguntungkan, karena
kegemarannya adalah menjulurkan leher di alas pagar-pagar, untuk mengintip para tetangga.
Suami istri Dursley mempunyai seorang anak lelaki kecil bernama Dudley dan menurut
pendapat mereka, didunia ini tidak ada anak lain sehebat Dudley.
Keluarga Dursley memiliki segalanya yang mereka inginkan, tetapi mereka juga punya
rahasia, dan ketakutan terbesar mereka adalah, kalau ada orang yang mengetahui rahasia
ini.
Mereka pikir mereka pasti lak tahan kalau sampai ada yang tahu tentang keluarga
Potter. Mrs Potter adalah adik Mrs Dursley, tetapi sudah bertahun-tahun mereka tidak
bertemu. Mrs Dursley malah berpura-pura tidak punya adik, karena adiknya dan suaminya
yang tak berguna itu tak layak sama sekali menjadi
kerabat keluarga Dursley. Mr dan Mrs DumJey bergidik memikirkan apa kata tetangga
mereka jika keluarga Potter muncul di jalan mereka. Keluarga Dursley tahu bahwa keluarga
Potter juga punya seorang anak laki-laki kecil, tetapi mereka belum pernah melihatnya. Anak
ini salah satu alasan bagus lain kenapa mereka tak mau dekat-dekat keluarga Potter. Mereka
tak ingin Dudley bergaul dengan anak seperti itu.
Ketika Mr dan Mrs Dursley bangun pada hari Selasa pagi yang mendung saat cerita kita
ini mulai, tak ada tanda-tanda di langit berawan di luar bahwa akan terjadi hal-hal misterius
dan aneh di seluruh negeri. Mr Dursley bersenandung ketika dia mengambil dasinya yang
sangat membosankan untuk dipakainya bekerja, dan Mrs Dursley bergosip riang seraya
berkutat dengan Dudley yang menjerit-jerit dan mendudukkan anak itu di kursinya yang tinggi.
Tak seorang pun dari mereka melihat seekor burung hantu besar kuning kecokelatan
terbang melintasi jendela.
Pukul setengah sembilan Mr Dursley memungut tas kerjanya, mengecup pipi Mrs
Dursley dan mencoba mengecup Dudley, tapi gagal, sebab sekarang Dudley ngadat dan
melempar-lempar serealnya ke dinding. "Dasar anak-anak," senyum Mr Dursley sambil
masuk ke mobilnya dan memundurkannya keluar dari garasi rumah nomor empat.
Di sudut jalanlah pertama kalinya dia menyadari ada suatu yang aneh—seekor kucing
membaca peta. Sekejap Mr Dursley tidak menyadari apa yang telah dilihatnya—kemudian dia
menoleh untuk melihat sekali lagi. Ada kucing betina berdiri di ujung Jalan Privet Drive, tapi
sama sekali tak kelihatan ada peta.
Rupanya tadi cuma khayalannya. Pasti itu tipuan cahaya. Mr Dursley mengejapkan
mata dan memandang ulang kucing itu.
Si kucing balas memandangnya, Saat Mr Dursley berbelok di sudut dan meneruskan
perjalanan, dia memandang kucing itu lewat kaca spionnya. Kucing itu sekarang sedang
membaca papan jalan yang bertuliskan Privet Drive—bukan, bukan membaca melainkan
memandang papan jalan itu, kucing itu tidak bisa membaca peta atau papan jalan. Mr Dursley
menggelengkan kepalanya dan mencoba melupakan kucing itu.
Selama mengendarai mobilnya ke kota, yang dipikirkannya hanyalah pesanan bor
dalam jumlah besar yang akan didapatnya hari itu.
Tetapi menjelang masuk kota, bor tergusur keluar dari pikirannya oleh sesuatu yang
lain. Sementara terjebak macet seperti biasanya, dia melihat banyak orang berpakaian aneh.
Orang-orang yang memakai jubah. Mr Dursley tak tahan melihat orang yang berpakaian
aneh-aneh—dandanan anakanak muda jaman sekarang! Dia kira jubah bloon ini sedang
mode. Dia mengetuk-ngetukkan jarinya pada kemudi mobil dan matanya menatap
serombongan orang aneh yang berdiri cukup dekat. Mereka sedang berbisik- bisik dengan
tegang. Mr Dursley sebal sekali melihat bahwa dua di antara mereka sama sekali tidak muda
lagi. Yang pakai jubah hijau zamrud itu bahkan lebih tua dari dia! Kelewatan benar! Tetapi
kemudian terlintas di benaknya bahwa mereka mungkin sengaja berdandan seperti
itu—mereka pastilah sedang mengumpulkan dana entah untuk apa—ya, pasti begitu.
Kendaraan-kendaraan mulai bergerak, dan beberapa menit kemudian Mr Dursley tiba di
tempat parkir Grunnings, pikirannya kembali dipenuhi bor.
Mr Dursley selalu duduk membelakangi jendela di kantornya di lantai sembilan. Jika
tidak, mungkin sulit baginya untuk berkonsentrasi pada bor pagi itu. Dia tidak melihat
burungburung hantu terbang berseliweran di siang hari, meskipun orang-orang lain di jalan
melihatnya. Orang-orang itu melongo dan menunjuk-nunjuk ketika burung-burung hantu tak
putus-putusnya beterbangan Sebagian besar dari mereka belum pernah melihat burung
hantu, di malam hari sekalipun. Tetapi Mr Dursley melewatkan pagi yang normal, tanpa
gangguan burung hantu. Dia berteriak pada lima orang yang berbeda. Dia melakukan
beberapa pembicaraan telepon penting dan berteriak beberapa kali lagi. Hatinya sedang
senang, sampai waktu makan siang, ketika dia memutuskan akan melemaskan kaki dan
berjalan ke toko kue di seberang jalan.
Dia sudah lupa sama sekali pada orang-orang berjubah, sampai dia melewati
serombongan lagi di sebelah toko kue. Dia mendelik gusar kepada mereka. Dia tidak tahu
kenapa, tetapi mereka membuatnya resah. Rombongan yang ini juga berbisik-bisik tegang
dan dia sama sekali tidak melihat satu pun kotak pengumpul dana. Saat melewati mereka lagi
dalam perjalanan kembali ke kantor, dia mendengar beberapa kata yang mereka ucapkan.
"Keluarga Potter, betul, begitu yang kudengar..."
"... ya, anak mereka, Harry..."
Mr Dursley langsung berhenti. Ketakutan melandanya. Dia menoleh memandang
mereka yang berbisik- bisik itu, seakan mau mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi.
Dia cepat-cepat menyeberang jalan, bergegas naik ke kantornya, dengan galak
menyuruh sekertarisnya agar tidak mengganggunya, menyambar teleponnya, dan sudah
hampir selesai menghubungi nomor rumahnya ketika dia berubah pikiran. Dia meletakkan
kembali gagang telepon dan mengelus-elus kumisnya sambil berpikir... tidak, dia bodoh.
Potter bukan nama yang tidak umum. Dia yakin ada banyak orang bernama Potter yang
mempunyai anak bernama Harry. Kalau dipikir-pikir lagi, dia malah tidak yakin keponakannya
bernama Harry.
Dia bahkan belum pernah melihat anak itu. Siapa tahu namanya Harvey. Atau Harold.
Tak ada gunanya membuat cemas Mrs Dursley. Dia selalu jadi cemas kalau nama adiknya
disebutsebut. Mr Dursley tidak menyalahkannya-—kalau dia sendiri punya adik seperti itu...
tapi, orang-orang yang memakai jubah itu...
Sulit baginya untuk berkonsentrasi pada bor sore itu, dan ketika meninggalkan
kantornya pada pukul lima sore, dia masih cemas sehingga menabrak orang di depan pintu.
"Maaf," gumamnya, ketika laki-laki tua yang ditabraknya terhuyung nyaris jatuh. Sesaat
kemudian baru Mr Dursley menyadari, laki-laki itu memakai jubah ungu. Dia kelihaiannya
sama sekali tidak marah ditabrak sampai hampir jatuh.
Sebaliknya, dia malah nyengir lebar dan berkata dengan suara melengking yang
membuat orang-orang yang lewat menoleh, "Jangan minta maaf, Sir, karena tak ada yang
bisa membuatku marah hari ini! Bergembiralah, karena Kau-Tahu-Siapa telah pergi akhirnya!
Bahkan Muggle seperti Anda pun harus ikut merayakan hari yang amat sangat
membahagiakan ini!"
Dan laki-laki tua itu memeluk pinggang Mr Dursley, lalu pergi.
Mr Dursley berdiri terpaku di tempatnya. Dia baru saja dipeluk oleh orang yang sama
sekali asing. Seingatnya dia juga disebut Muggle, entah apa artinya itu. Dia jadi bingung. Dia
bergegas ke mobilnya dan pulang, berharap bahwa semua tadi hanya khayalannya. Ini
sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya, karena dia orang yang tak suka berkhayal.
Ketika mobilnya meluncur masuk ke pekarangan rumah nomor empat, yang pertama
kali dilihatnya— dan ini tidak membuatnya bertambah lega—adalah kucing betina yang telah
dilihatnya pagi tadi. Kucing itu sekarang duduk di atas tembok pekarangannya. Mr Dursley
yakin itu kucing yang sama. Dia punya tanda yang sama di sekeliling kedua matanya.
"Shuh!" Mr Dursley mengusirnya.
Kucing itu tidak bergerak. Dia malah menatap galak Mr Dursley. Apa ini perilaku normal
kucing? pikir Mr Dursley.
Sambil berusaha menenangkan diri, dia masuk rumah. Dia masih bertekad tidak akan
mencitakan apa-apa kepada istrinya.
Mrs Dursley melewatkan hari yang normal dan menyenangkan. Saat makan malam dia
bercerita kepada Mr Dursley tentang ibu tetangga yang punya masalah dengan anak
perempuannya dan bahwa Dudley sudah bisa ngomong kalimat baru ("Tak mau!"). Mr
Dursley berusaha bersikap biasa. Ketika Dudley sudah ditidurkan, Mr Dursley ke ruang
keluarga untuk mendengarkan kabar terakhir dalam berita malam.
Dan akhirnya, para pengamat burung dari segala tempat melaporkan bahwa burung
hantu di seluruh negeri bersikap aneh sekali hari ini. Meskipun burung hantu normalnya
berburu di malam hari dan jarang terlihat di siang hari, ratusan orang melihat burung-burung
hantu beterbangan ke segala penjuru sejak matahari terbit.
“Para ahli tidak dapat menjelaskan kenapa para burung hantu mengubah pola tidur
mereka." Pembawa berita tersenyum. "Sungguh aneh. Dan sekarang, kita bergabung dengan
Jim McGuffin yang akan menyampaikan ramalan cuaca. Malam ini akan hujan burung hantu
lagi, Jim?"
saving score / loading statistics ...